BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Friday, April 2, 2010

Yang Lalu Biar Berlalu

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan
kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya
dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa
depan yang belum terjadi.

Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak
pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam
'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan
selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus
cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan
tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup
memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya
menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali,
karena ia memang sudah tidak ada. Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk
masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda
dari bayangan masa lalu! Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke
hulu, matahari ke tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke
payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah,
keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah
terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan
kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis,
memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan. Membaca kembali lembaran
masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat,
dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam al-Qur'an, setiap
kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka
lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu." Begitulah,
ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada
gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda
sejarah. Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya
orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.
Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang
meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayatmayat
itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa
binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini,
"Mengapa engkau tidak menarik gerobak?" "Aku benci khayalan," jawab
keledai. Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan
dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita
mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puingpuing
yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk
mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan
pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil
pada asalnya. Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melibat dan
sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke
depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan,
dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah
melawan sunah kehidupan!

0 comments: